Pages

Subscribe:

Shopping Online

Minggu, 03 Maret 2013

kumpulan status facebook-ku

Dinar Rizky
August 7 via mobile
*kenapa belum pakai jilbab?
#mau jilbabin hati dulu,baru jilbabi fisik.
Cinta, jilbabi fisikmu dan perbaiki akhlakmu secara bersamaan dan perlahan-lahan. Tidak ada yg lebih diutamakan di antara keduanya. Keduanya itu wajib dan tak bisa ditunda.
#AyoPakeJilbabSyar'i


Dinar Rizky
August 7 via mobile
*kenapa belum berjilbab?
#takut dibilang fanatik dan dikira teroris.
Lebih takut mana dengan hadits yg mengatakan bahwa "perempuan yang menanggalkan/tidak berjilbab tidak akan mencium baunya surga"...baunya saja tidak, apalagi surganya? Kalau begitu tempatnya dimana?
#AyoPakeJilbabSyar'i
Dinar Rizky
August 6 via mobile
"orang-orang yang benar-benar berpegang pada ajaran Muhammad SAW di akhir zaman akan menjadi orang-orang terasing di dunia"
bagi saudara-saudaraku yg sudah mengambil jalan ini, pernahkah kalian merasa menyesal dalam keterasingan itu? :(

untuk saudara muslim di dunia...


Pelayaran Nusantara dan Bangsa Asing Abad XIX

A. Nusantara Sebagai Pelabuan Penting pada Abad XIX
Semenjak zaman Indonesia klasik makassar sangat berperan penting dalam dunia perdagangan dan pelayaran. Perdagangan di Makassar di bagi menjadi dua periode. Periode pertama, awal pertumbuhan hingga 1667 dimana Makassar dibawah kekuasan kerajaan Gowa dan Tallo. Sejak abad ke-16 para pedagang muslim telah berdatangan ke kerajaan Gowa dan Tallo. Kerajan ini dikenal sebagai Bandar niaga yang baik teduh dan aman dari gelombang besar. Hal yang memperkuat kerajan ini sebagai Bandar niaga ialah dengan penghasil kekayaan alamnya berupa rempa-rempa dan beras ini lah yang membuat kerajaan ini tetap disinggahi para pedagang asing. Rempah-rempah pada waktu itu menjadi barang dagang utama dalam perdagangan maritim. Selain itu kebesan di laut menjadi pedoman politik kerajaan ini. Periode kedua, yakni di masa kekuasaan VOC antara tahun 1667-1799. Makassar pada masa ini fungsi utamanya sebagai pos pengamanan VOC untuk mencegah pedagang lain memasuki Maluku. Namun kejayaan makassar tidak selamanya berjaya.

Majapahit dan Demak Sebagai Negara Maritim

B. Kerajaan Majapahit di Masa Perdagangan Maritim
Sebelum adanya peran dari Mahapati Gadjha Mada yang menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara dibawah kekuasaan kerajaan Majapahit, kerajaan-kerajaan di Nusantara belum menyadari bahwa mereka merupakan satu Bangsa.
Menurut Anshoriy dan Arbaningsih, (2008:8-9) bahwa Mahapati Gadjha Mada berwawasan maritime (merkantilisme, navalisme, dan teritori). Apa yang dilakukan orang besar tersebut merupakan kebijakan maritim Kerajaan Majapahit yang benar dalam wilayah perairan Nusantara. Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan maritim yang memiliki sejumlah negeri. Baik di Sumatra maupun Kalimantan. Wawasan maritim tentusaja memiliki implikasi pada strategi dan kebijakan kerajaan tersebut dalam mengelolah dan memanfaatkan laut, terutama dalam masalah trasportasi dan pertahanan. Sebagai pusat kerajaan, ia harus mampu mengkoordinasi negeri asalnya serta melindungi diri dari serangan musuh. Sistem perhubungan laut Majapahit konon diambil alih oleh Pemerintah Hindia-Belanda ketika berkuasa di wilayah Nusantara. Melihat kondisi “maritim” Majapahit serta potensi laut yang luar biasa, selain sebagai sarana perhubungan, Belanda (VOC) mengalihkan secara total orientasi masyarakat Nusantara menjadi masyarakat darat dan dipekerjakan sebagai tenaga paksa atau kerja rodi. Dengan demikian semangat kebaharian masyarakat Nusantara padam karena transformasi sosio-ekonomi dan budaya yang sengaja dilakukan Belanda demi kepentingan ekonominya. Dengan langka-langka yang dilakukan terhadap penuduk asli Nusantara, Pemerintah Hindia-Belanda menjalankan visi kemaritimannya, yaitu dengan menguasai wilayah perairan Nusantara di kawasan utara: Ternate dan Tidore; kawasan tengah: Makasar; kawasan selatan Batavia dan sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Kerajaan Sriwijaya Sebagai Negara Maritim

Sebagaimana agar mengetahui tentang kehidupan kerajaan maritim di nusantara maka tidak luput dari peranan kerajaan Sriwijaya di dalamnya. Dikarenakan kerajaan Sriwijaya yang letaknya sangat strategis yakni di tepi Selat Malaka yang menjadi persinggahan kapal asing dan menjadi jalur lalu lintas perdagangan India-Cina serta sering dikunjungi pedagang-pedagang dari Persia, Gujarad dan Arab. Untuk menjamin keamanan kawasanya, Sriwijaya membangun armada laut yang kuat sehingga kapal-kapal yang singgah merasa aman dari gangguan para perompak. Pengutan armada laut awalnya hanya ditujukan untuk melindungi para pedagang. Namun hal semacam inilah yang membuat Sriwijaya berkembang menjadi sebuah kerajaan yang sangat memperhatikan kelautan dan bahari sehingga menjadi negara maritime yang kuat.
Cita-cita besar penggagas maritim untuk menata negara dan bangsanya, sungguh amat relevan dengan kenyataan historis kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan nasional pertama di Nusantara. Dalam panggung kawasan Asia Tenggara, kerajaan Sriwijaya tampil sebagai kerajaan yang besar, makmur, bermartabat dan terhormat (Anshoriy dan Arbaningsih. 2008:50). Sebagai kerajan maritim Sriwijaya juga mempunyai hubungan antar kerajan sebagaiman hubungan antara kerajaan Sriwijaya denga kerajaan Mataram dimasa pemerintahan Dinasti Syailendra dan Sanjaya.

Sejarah Perkembangan Teknologi Maritim Pada Masa Prasejarah

Dalam dunia anthropologi dan prasejarah, tentunya kita mengenal sebuah teori dari Brandes yang tergabung dalam Brandes 10 points. 10 poin yang menjelaskan tentang beberapa kebudayaan asli yang dimiliki oleh orang-orang prasejarah. Poin-poin tersebut adalah:
1.bercocok tanam padi/bersawah
2.mengenal permainan wayang
3.mengenal seni gamelan
4.pandai membatik
5.mengenal sistem macapat
6.mengenal alat tukar
7.membuat alat-alat dari logam
8.mengenal sistem pelayaran
9.mengenal ilmu astronomi
10.susunan masyarakat yang teratur