Pages

Subscribe:

Shopping Online

Jumat, 04 Mei 2012

Lokasi Penemuan Artefak Mesolitikum

Manusia pada masa mesolitikum sudah mulai hidup secara semi sedenter. Bekas-bekas tempat tinggal mereka ditemukan di pinggir pantai (kjokkenmoddinger) dan di dalam gua-gua (abris sous roche). Terutama disitulah didapatkan banyak bekas-bekas kebudayaannya, di samping penemuan-penemuan lepas lainnya diberbagai tempat.

Kjokkenmoddinger

Suatu corak istimewa dari mesolitikum ialah adanya peninggalan-peninggalan yang disebut dengan Kjokkenmoddinger. Kjokkenmoddinger berasal dari istilah bahasa Denmark (kjokken = dapur, modding = sampah, jadi arti sebetulnya : sampah-sampah dapur). Didapatkannya di sepanjang pantai Sumatra Timur Laut. Bekas-bekas itu menunjukkan telah adanya penduduk pantai yang tinggal dalam rumah-rumah bertonggak. Hidupnya terutama dari siput dan kerang. Siput-siput itu dipatahkan ujungnya, kemudian dihisap isinya dari bagian kepalanya. Kulit-kulit siput dan kerang yang dibuang itu selama waktu yang bertahun-tahun, mungkin ratusan atau ribuan tahun, akhirnya menjadi bukit kerang yang beberapa meter tinggi. Bukit inilah yang dinamakan kjokkenmoddinger.

Waktu bukit-bukit itu pertama kali ditemukan, para ahli geologi mengira bahwa itu adalah suatu lapisan bumi yang sangat istimewa. Tetapi kemudian dapat ditunjukkan bahwa bukit-bukit itu terjadi oleh tangan manusia (meskipun tanpa disengaja). Dari dalam bukit-bukit kerang itu banyak didapatkan kapak-kapak genggam yang ternyata berbeda dari chopper (kapak genggam paleolitikum). Kapak genggam mesolitikum itu dinamakan pebble atau juga menurut tempat penemuannya, kapak Sumatra.
Suatu macam kapak lagi yang sangat aneh dan hanya terdapat di jaman mesolitikum, ialah yang dinamakan hache courle (kapak pendek). Bentuknya kira-kira setengah lingkaran, dan seperti kapak genggam juga dibuatnya dengan memukuli dan memecahkan batu, dan tanpa diasah. Tajamnya terdapat pada sisi yang lengkung. Kecuali kapak-kapak itu dari bukit kerang ditemukan pulang berbagai pipisan (batu-batu penggiling beserta landasannya).


Abris Sous Roche

Tempat penemuan kedua dari kebudayaan mesolitikum adalah abris sous roche, ialah gua yang dipakai sebagai tempat tinggal. Gua-gua itu sebenarnya lebih menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memberi perlindungan terhadap hujan dan panas. Di dalam dasar gua-gua itu didapatkan banyak peninggalan kebudayaan, dari jenis paleolitikum sampai permulaan neolitikum, tetapi sebagian besar dari jaman mesolitikum.Penyelidikan pertama terhadap abris sous roche dilakukan oleh Van Stein Callenfels di Gua Lawa dekat Sampung (Ponorogo, Madiun), dari tahun 1928 sampai 1931. Alat-alat yang ditemukan banyak sekali macamnya: alat-alat batu, seperti ujung panah dan flakes, batu-batu penggilingan, kapak-kapak yang sudah diasah (neolitikum), alat-alat dari tulang dan tanduk rusa, dan jaga alat-alat dari perunggu dan besi. Jadi rupanya ceruk itu lama sekali menjadi tempat tinggal manusia. Bagian terbesar dari alat-alat yang di temukan itu terdiri dari alat-alat tulang, sehingga timbul istilah Sampung bone culture.


0 komentar:

Posting Komentar